RSS

6.5.11

[One-Shot] He is My 여자 친구 (Girlfriend) (TaeTeuk)

[One-Shot] He is My 여자 친구 (Girlfriend) (TaeTeuk)

  
 
Rate This

Taeyeon x Leeteuk (TaeTeuk)
Genre : One Shot, Romantic Comedy
Word Counts : 2259
Note : Hello!! Hello!! 나름대로 용길 냈어요 | Hello, hello, 잠시 얘기 할래요.  #NP SHINee Hello. hhhhee
yupz, I’m comeback my lovely readers, dongsaeng and chingu ^^ . Sepertinya yang pernah kukatakan sebelumnya ku akan menge-post beberapa one-shot super generation untuk menyambut datangnya valentine. hhee. Sekali lagi selamat membaca!!
He is 여자 친구
“SNSD’s Taeyeon & Super Junior’s Leeteuk are dating?”
Tangan mereka tak hentinya berebut mouse lalu perlahan menariknya ke bawah, membaca lebih lanjut article mengenai kedua leader dari group yang cukup popular itu. Dalam waktu singkat tulisan itu pun menjadi berita terhangat dan perbincangan di kalangan fans, lebih dari ribuan orang memberikan komentar dan saling berargumentasi memberikan pendapat serta kemungkinan-kemungkinan.
Tiffany tak dapat mengedipkan matanya sedikit pun, Ia membaca dengan teliti tiap kata yang terangkai. Lalu melihat lebih jelas lagi beberapa bukti photo yang menguatkan penyataan bahwa Taeyeon dan Leeteuk memang tengah menjalin hubungan.
“Semuanya coba lihat kesini!!” Pintanya pada beberapa member SNSD yang tengah berkeliaran di sekitarnya dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
“Ada apa unnie?” Tanya Seohyun bingung.
“Kenapa?” Sooyoung juga tampak penasaran lalu mendekat.
“SNSD’s Taeyeon & Super Junior’s Leeteuk are dating?” Seohyun dan Sooyoung menatap ke layar monitor laptop lalu membacanya serentak dan tersentak kaget.
“Bagaimana mereka tahu?” Sooyoung dan Seohyun menatap satu sama lain.
“Unnie, ada apa?” Yoona yang melintas pun perlahan mendekat dan mencari tahu yang terjadi, Ia takut tertinggal informasi. Ia dengan semangkok sereal di tangannya, lalu menyuap sereal coklat bercampur susu itu sambil membaca topic yang tengah hot dan menjadi pencarian nomor satu di daum. “Ah, bagaimana mungkin mereka tahu? Apa mereka memasang kamera tersembunyi di Dorm kita?” Gadis itu begitu terkejut, Ia terhenti dan tak dapat lagi melanjutkan memakan cemilan  sereal yang biasa menemaninya setelah selesai makan. “Lalu bagaimana kalau nanti mereka tahu kalau aku dan Donghae Oppa . . .” Ia mulai gemetar lalu tersandar, nafsu makannya pun hilang.
“Taeyeon Unnie!!” Panggil mereka serentak dengan suara lantang.
Taeyeon masih terlihat tenang dengan piyama warna putih bermotif tokoh kartun pucca.“Ada apa kalian ini? Pagi-pagi sudah sangat ribut.” Wajahnya masih kusut dan mengantuk, Ia pun bangkit dari tempat tidur lalu melangkah menuju ruang tengah sambil sesekali menguap. “Kenapa?” nada bicaranya terdengar gusar.
“Kau baca sendiri!” Tiffany lalu bangkit dari duduknya, membiarkan Taeyeon untuk melihat dengan mata dan kepalanya sendiri.
Taeyeon menyempatkan diri untuk menggaruk hidungnya yang gatal, rambutnya pun masih sangat berantakan. Matanya terbelalak, Ia terperanjat “Apa-apaan ini!!!” Sontaknya. “Aku harus bagaimana sekarang?”
“Mereka melihat beberapa kemiripan  dari accessories yang sering kalian gunakan, yang membuat rumor ini menyeruak lebih luas adalah karena Earings Couple yang sedang kalian pakai.” Jelas Tiffany.
“Earings Couple??” Taeyeon tak percaya.
Tiffany mengangguk, “Bunny Earings yang kalian beli waktu itu. Kau menggunakannya di sebelah kanan sementara Leeteuk Oppa memasangnya di sebelah kiri. Tentu saja orang-orang curiga, terlebih lagi sebelumnya kalian juga menggunakan kalung dengan model dan mata kalung bentuk hati yang sama.” Tambah Tiffany lalu perlahan menjauh menuju dapur.
Seohyun berjalan menghampiri Taeyeon lalu memberikan secangkir teh untuk menenangkan pikiran sang Leader. Taeyeon lekas meminum teh yang masih hangat itu agar otaknya dapat berpikir dengan jernih mencari solusi.
“Tenanglah semuanya pasti akan baik-baik saja, lagipula orang-orang masih belum tahu kebenarannya. Jadi, kita masih bisa saja pelakukan penyangkalan.” Sooyoung sambil mengelus punggung Taeyeon.
“Unnie, handphonemu berbunyi!” Jessica merautkan wajah simpatinya lalu menyerahkan handphone yang masih terus bergetar dan nada deringnya pun tak berhenti mengeluarkan suara.
“Yeopseoyo!!” Taeyeon menghela napasnya, ia tampak sedikit pasrah tapi tak mau berputus asa.
“Taeyeon, kau baik-baik saja ‘kan?” Suara itu terdengar begitu mengkhawatirkan keadaannya.
“Aku baik-baik saja, Oppa.” Jawab Taeyeon lalu tersenyum simpul. Ia pun berdiri dan tanpa sadar berjalan dengan sendirinya menuju balkon mencari udara segar.
Beberapa member yang lainnya pun berhambur dan beranjak dari ruang tengah, masih tersisa disana Yuri yang baru datang, juga Jessica yang menyempatkan diri untuk membaca ulang tiap kalimat dari tulisan di article itu. Sesekali mereka mengangguk-anggukkan kepala serentak dan coba memahami maksud dari berita yang disampaikan.
Tabloid itu tampak usang dan permukaannya sudah kumal karena diremas-remas. “SNSD’s Taeyeon & Super Junior’s Leeteuk are dating?” Tertulis di halaman depannya dan disana juga terlihat photo Taeyeon dan Leeteuk yang tertangkap camera tengah berbelanja bersama, juga saat memakai Bunny earings di telinga mereka. Tabloid itu pun lekas dihempaskan ke atas meja dan lembarannya berhamburan di sekitar ruangan.
Suasananya tampak mencekam dan menengangkan, tak satu pun dari mereka yang berani mengeluarkan suara untuk mengawali pembicaraan.
Lee Soo-man lalu melonggarkan dasinya yang terasa semakin mencekik leher, Ia begitu geram dengan pemberitaan seputar hubungan percintaan yang memang benar adanya. Ia pun bersandar di atas sopa empuk dengan raut wajah yang siap untuk mencerkam.
Taeyeon dan Leeteuk terperanjat, mereka duduk berdampingan dan berhadapan dengan Soo-man sambil terus menundukkan wajah. Tubuh mereka panas dingin, menunggu laki-laki paruh baya itu mengeluarkan tanggapannya.
“Aku sudah katakan pada kalian, agar lebih hati-hati. Bukankah sebelumnya sudah ada pemberitaan yang sama seperti ini saat photo kalian tengah belanja bersama beredar luas di internet beberapa waktu yang lalu. Kenapa kalian tidak pernah belajar dari kesalahan.” Soo-man meluapkan kekesalannya.
“Lalu bagaimana sekarang?” Tanya Leeteuk sementara tangannya kanannya terus menggenggam erat tangan Taeyeon.
Soo-man menarik napanya singkat, “Tentu saja seperti biasanya, kita akan membantah. Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang pasti akan lupa dengan masalah ini. Hanya saja kalian harus lebih waspada, tidak semua orang bisa menerima hubungan kalian terlebih lagi para fans. Kalian mengerti?” Ucapnya dengan bijaksana. “Sekarang keluarlah!”
Leeteuk lekas menarik tangan Taeyeon, lalu bangkit dari duduk kemudian membungkukkan badan untuk memberikan hormat. Mereka pun beranjak dari ruangan dimana hanya mereka dan Soo-man di sana, saling bertukar pikiran mencari jalan terbaik.
“Huh . . .” Taeyeon bernapas lega. “Beruntungnya kita, oppa!! Aku sangat senang.” Ucapnya sambil tersenyum lebar.
“Benar, tapi sepertinya sekarang kita sudah tidak bisa lagi pergi kencan.” Sahut Leeteuk.
“Apa maksudmu? Tentu saja kita masih bisa pergi berkencan seperti biasanya.” Taeyeon lekas menghentikan langkahnya sambil menatap lembut kedua mata orang yang berdiri tepat berhadapan dengannya.
“Apa tadi kau lupa? Kita harus lebih hati-hati.” Leeteuk coba mengingatkan. “Mungkin kita berkencan di perusahaan atau di dorm saja, jadi kita tidak perlu takut akan pemberitaan lagi.” Ucapnya memberi saran.
Taeyeon tersenyum menyeringai, seperti ada sesuatu yang menarik muncul dalam benaknya. Sebuah ide konyol untuk meneruskan jalinan cintanya. Ia lekas menarik tangan Leeteuk beranjak dari lorong koridor.
“Ya!! Taeyeon, kemana?” Leeteuk dengan wajah bingungnya hanya bisa pasrah mengikuti jejak langkah kekasihnya itu.
Matanya terpejam, Ia tampak takut untuk melihat dirinya sendiri di cermin. Meskipun tampak begitu risih dengan gaun yang dikenakannya, Ia masih saja mengiyakan kemauan orang yang sangat disayanginya dengan sepenuh hati. Seseorang yang sudah mengisi kehidupannya dan menjadi bagian dalam nyawa di tubuhnya.
Perlahan Ia pun membuka kedua matanya, Ia terlihat sedikit terkejut menemukan orang yang dalam cermin itu seperti bukan dirinya. Ia tersenyum perih dan begitu terpaksa untuk menyenangkan gadis yang berdiri di sampingnya.
“Bagaimana? Sekarang Oppa terlihat sangat cantik. Tak akan ada seorang pun yang mengenali Oppa.” Taeyeon begitu yakin.
“Kau pasti bercanda ‘kan?” Leeteuk coba menerima keadaan. Ia dengan gaun sepanjang lutut lalu berputar-putar, lekukan tubuhnya yang kekar pun terlihat jelas begitu juga tulang selangkanya.
“Sekarang pakai blazernya!!” Perintah Taeyeon sambil memasangkan blazer warna coklat itu ke tubuh Leeteuk untuk menetupi otot-ototnya yang cukup besar.
Leeteuk hanya bisa terdiam melihat tingkah konyol kekasihnya. “Apa kau yakin ini berhasil?”
“Berpakaian seperti seorang wanita? Tentu saja, setelah ini tidak akan ada seorang pun yang mengenalimu, Oppa.” Taeyeon seraya tertawa kecil.
Leeteuk menghela napasnya.
“Lalu pin rambut? Sebaiknya bentuk pita atau buah-buahan saja ya?” Pikir Taeyeon sambil memperhatikan beberapa pasang penghias rambut yang terkumpul dalam sebuah kotak plastic. “Ah yang kupu-kupu saja.”
Leeteuk pun siap beraksi, rambutnya yang cukup panjang membuatnya tak memerlukan rambut wig. Taeyeon lekas menyisir untuk merapikan tatanan rambut kekasihnya itu. Ia juga memasangkan kaca mata minus untuk menyempurnakan penyamaran Leeteuk menjadi seorang gadis yang cantik.
“Selesai!!” Seru Taeyeon gembira. “Oppa, kau benar-benar sangat cantik. Bahkan kau terlihat lebih cantik dari aku.” Pujinya.
“Bagaimana denganmu?” Tanya Leeteuk.
“Oh, aku akan menggunakan kemeja atau kaos dan celana jeans lalu topi agar aku terlihat seperti seorang pria.” Jelas Taeyeon.
“Kau terus saja bercanda.” Leeteuk mendengus.
“Tidak.” Taeyeon menggeleng. “Oppa jadi perempuan dan aku akan jadi laki-laki.”
“Apa?” Leeteuk tak percaya.
Taeyeon pun mengangguk dengan begitu pasti.
“Tapi mana ada Perempuan yang lebih tinggi dari Laki-laki sepert ini.” Protes Leeteuk, “Orang-orang pasti akan lebih cepat curiga.” Tambahnya.
“Yoona dan Donghae.” Taeyeon menyebutkan contoh.
“Ya!!! Meskipun tubuh Donghae tidak begitu tinggi tapi setidaknya dia lebih tinggi dari Yoona.” Bantah Leeteuk.
Tiba-tiba Yoona memunculkan batang hidungnya, “Ada apa dengan Donghae Oppa?” Tanyanya ketus.
“Ah Yoona. Tidak ada apa-apa.” Taeyeon lekas mengalihkan pembicaraan.
“Oh . . .” Yoona percaya begitu saja. “Unnie, aku senang mencari perlengkapan accessorie rambut milikku. Apa kau melihatnya? Dan siapa gadis itu?” Ia sambil menunjuk ke arah Leeteuk yang hanya memperlihatkan punggungnya.
Terdengar lagi suara langkah kaki dari arah belakang, tampak disana Tiffany dengan bantal berbentuk hati masuk ke ruang rias. “Siapa gadis itu?” Tanyanya juga sambil mengenyitkan kening.
“Ah perkenalkan, He is my 여자 친구.” Taeyeon membalikkan tubuh Leeteuk sambil menggandengan lengannya.
“Leeteuk Oppa!!!” Tiffany  dan Yoona sontak kaget dengan tatapan aneh mereka memperhatikan dengan seksama wajah tanpa bercak sedikitpun itu sudah tertutup make up.
“Apa yang sedang kalian berdua rencanakan?” Tanya Tiffany penasaran dengan penuh kecurigaan. “Bukankah itu blazer punyaku.” Ia baru menyadari.
“Itu juga pin rambut kupu-kupu milikku, Unnie.” Yoona dengan wajah cemberutnya.
“Ah, aku pinjam sebentar. Kalian tenang saja, nanti aku kembalikan.” Taeyeon menenangkan.
“Unnie, itu stocking milikku!!!” Yuri yang baru datang juga ikut mengakui barang kepunyaannya.
“Kalian tak perlu khawatir, semuanya pasti akan kembali dalam keadaan seperti semula.” Tegas Taeyeon sambil terus menebarkan senyum manisnya.
“Ah, jadi ini semua milik dongsaeng-mu.” Leeteuk tak terima.
“Kecuali Gaunnya, itu adalah milik Umma-ku.” Sahut Taeyeon. “Sudahlah, ayo kita pergi!” Ajaknya lalu menarik tangan Leeteuk menerobos kerumunan orang-orang yang tampak kesal dengan ulahnya.
“Unnie!!!” Teriak Yuri, Tiffany dan Yoona serentak.
Langit sore yang jingga terlihat masih sangat cerah, awan putih pun berkeliling menemani. Sang surya tersenyum dengan indah dan sinarnya terpancar menyinari bumi. Beberapa orang beramai-ramai berjalan di trotoar dan ikut berbaur dengan masyarakat lain menghabiskan waktu santai mereka.
Terlihat beberapa pedagang kaki lima yang menawarkan barang dagangan, disana juga tampak barisan pertokoan yang masih bersemangat menjual benda-benda antik demi memenuhi kebutuhan hidup. Tak jauh dari pertokoan terdapat berbagai macam rumah makan.
Diantara padatnya penduduk kota yang berdatang ke pusat perbelanjaan itu, tampak Taeyeon dan Leeteuk yang melangkahkan kaki mereka sambil terus bergandengan. Leeteuk tampil begitu cantik dan mempesona, beberapa pasang mata pun tertangkap basah tengah mencuri pandang ke arahnya. Taeyeon hanya bisa tersenyum, Ia merasa begitu nyaman mengenakan celana jeans dan kaos oblong ditutupi sweater juga topi serta sepatu keats biru yang dipinjam dari adik laki-lakinya. Ia sudah tampak seperti seorang pemuda gagah yang siap menjaga sang pujaan hati yang berjalan disampingnya.
“Apa kau yakin orang-orang tidak akan curiga?” Tanya Leeteuk untuk memastikan.
“Tentu saja.” Taeyeon dengan sangat yakin. “Apa kita perlu bertanya pada orang-orang di sekitar sini?”
“Tidak perlu.” Leeteuk coba mengecilkan nada suaranya.
Mereka lekas berhenti di salah satu penjual gula-gula. Wanita paruh baya, pembuat gula-gula sekaligus penjualnya itu lekas mengernyitkan dahi dan menatap heran ke arah mereka berdua.
“Aku beli gula-gulanya satu.” Taeyeon dengan berani. “Sayang, apa kau juga mau?” Tawarnya pada Leeteuk.
Leeteuk menggelengkan kepalanya untuk menolak.
“Oh, kalau begitu satu saja.” Taeyeon kembali dengan pesanannya.
“Ini!” Wanita itu pun lekas memberikan setangkai gula-gula untuk Taeyeon. “Apa kalian sepasang kekasih?” Tanyanya penasaran.
“Benar. Kenapa?” Sahut Taeyeon.
“Tidak, hanya kalian pasangan yang sangat unik.” Wanita itu memberikan pendapatnya, Ia menatap curiga ke arah Leeteuk melihat bentuk tubuhnya  berbeda dengan gadis pada umumnya.
“Ahjumma!!! Kenapa? Perkenalkan Ia adalah my 여자 친구. Bagaimana menurutmu, dia cantik ‘bukan?” Taeyeon sambil merangkul Leeteuk yang lebih tinggi darinya.
“Aku tidak mengerti apa sebenarnya yang salah dengan dunia saat ini.” Ungkapnya saat menyadari gadis yang berdiri di samping Taeyeon adalah seorang laki-laki. Ia pun sangat yakin bahwa Taeyeon adalah seorang perempuan. Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali. “Apa kalian sedang dalam penyamaran?” Tukasnya.
Taeyeon hanya menyambutnya dengan tawa lepas dan tak memberi jawaban. Mereka pun lekas membungkuk untuk mengucapkan terima kasih lalu beranjak dari penjual gula-gula itu.
“Aku kan sudah katakan padamu, kita pasti akan ketahuan.” Bisik Leeteuk.
“Setidaknya orang-orang itu tidak tahu kalau aku adalah Taeyeon dan Oppa adalah Leeteuk.” Sahut Taeyeon mengarahkan matanya menatap Leeteuk.
Leeteuk terdiam, kakinya terus melangkah mengiringi Taeyeon.
“Aku hanya ingin terus seperti ini dengan Oppa, berjalan bersama menghabiskan waktu sore sambil bergandengan tangan. Orang-orang mungkin tidak akan pernah tahu betapa beruntungnya aku karena bisa bersamamu. Mereka hanya bisa memberikan pendapat serta komentar-komentar tidak jelas atau makian. Oppa adalah orang yang memberikan warna lain dalam kehidupanku, saat aku lelah dan membutuhkan tempat untuk bersandar. Oppa akan datang dan memelukku untuk menenangkanku, lalu berhenti sejenak dari aktivitasmu untuk mendengarkan setiap keluhanku. Oppa juga orang yang mampu membuatku bisa tertawa lepas setelah Laki-laki itu meninggalkanku. Aku hanya  ingin terus bersama Oppa, seperti ini . . . cukup seperti ini.” Ungkap Taeyeon berpanjang lebar sambil terus mengencangkan genggemannya memegang tangan Leeteuk.
Leeteuk pun tertawa kecil.
Mereka berhenti sejenak di tengah kerumunan orang-orang yang mondar mandir di tempat keramaian itu. Mata mereka saling menatap dengan lembut, mereka tak menggubris beberapa orang yang tengah mengalihkan perhatian sejenak ke arah mereka. Mereka terlarut dalam balutan rasa cinta dan kasih yang semakin dalam.
Leeteuk mengangkat sedikit topi yang menutupi kepala Taeyeon, Ia mendaratkan bibirnya mencium penuh kehangatan kening gadis itu. Mereka lekas tersenyum satu sama lain, lalu melanjutkan jejak kaki mereka yang terhenti sambil terus berpegangan tangan. Perlahan mereka pun menghilang dan lenyap diantara para pengunjung lain di pusat perbelanjaan kota Seoul.
“Aku tidak mau lagi berpakaian aneh seperti ini.” Ungkap Leeteuk.
“Tenang saja Oppa, nanti aku akan pinjam model pakaian yang lain saja dari dongsaeng-dongsaeng-ku. Kalau perlu lain kali Oppa gunakan wig saja, itu akan jauh lebih baik.”
“Kim Taeyeon!!!” Leeteuk geram.
Taeyeon hanya menyambutnya dengan tawa kecil. “Aku sangat menyayangi Oppa.”
 
Copyright Frnanda Rhnza Frdhny ♥ 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .